Papuans Merenung

Mengapa saya tidak dilahirkan di Amerika atau di Eropa dengan kulit putih? Atau di Jepang dengan mata sipit dan kulit kuning? Atau sebagai orang Melayu? Mengapa saya dilahirkan sebagai orang Papua Barat berkulit hitam, rambut keriting di atas bumi Papua yang kaya-raya itu. Apakah Tuhan keliru menempatkan saya disana? Saya tidak bisa membayangkan tentang misteri kehidupan ini, selalu membayangi diri ini sebagai seorang anak manusia Papua Barat yang sedang mencari eksitensi (keberadaan) di dunia ini, ketika bangsa kolonialisme-Imperialis dan antek-anteknya terus melakukan eksploitasi di bumi yang sangat saya cintai.Pemukulan, pembunuhan, pembantaian dan kekerasan lainnya terhadap ibu, bapa, adik dan kakak dan terhadap paman. Mereka menginginkan kita tetap bodoh tidak sama sekali menyadari akan adanya ketidak adilan sosial, ekonomi, politik dan HAM yang dilakukannya. Itu semua, dengan mata telanjang telah saya saksikan. Sampai kapan akan terus terjadi. Disatu titik penantian, saya mengharapkan Bumi Papua yang aman bebas dari jiwa-jiwa kolonialisme, imperialisme itu. Haruskah saya duduk menangis dan meratapi sampai orang berkulit hitam rambut keriting di tanah Papua Barat lenyap ditelan bumi. Sebagaimana yang sedang terjadi saat ini. Apa yang harus saya lakukah??? Lawan..lawan dan lawan, karena kemerdekaan itu adalah hak segala bangsa dan oleh sebab itu penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan prikemanusiaan dan peri keadilan.

Sabtu, 21 Februari 2009

ABSTRAK

Skripsi yang berjudul ”Nasionalisme Papua Barat tahun 1961-1988”memiliki tujuan utama mendiskripikan dan menganalilis tiga permasalahan pokok, yaitu: 1. Sebab-sebab apa yang menjadi faktor pendorong tumbuh kembangnya nasionalisme bangsa Papua; 2. Apa dasar perjuangan Bangsa Papua atau ras Melanesia ingin mendirikan negara Papua Barat lepas dari NKRI; 3. Bagaimana upaya perjuangan bangsa Papua Barat dalam usaha untuk mewujudkan cita-cita nasionalismenya yaitu membentuk negara Papua merdeka.
Dalam penulisan skripsi ini menggunakan metodologi penulisan sejarah, yang mencakup empat tahap yakni metode mengumpulkan data (Heuristik), metode analisis (verivikasi dan interpretasi), pendekatan multidimensional (politik, pendekatan sosial ekonomi, pendekatan sosial budaya, pendekatan psikologis), dan penulisan sejarah (historiografi). Penulisan skripsi ini bersifat deskritif analitis.
Hasil penelitian ini adalah.1. Lahirnya Nasionalisme Papua pada jaman Belanda disebabkan karena karena adanya dua faktor, yaitu: pertama faktor kekuasaan dan penjajahan Belanda, seperti: a. ketertindasan Bangsa Papua pada masa Belanda;b. Pengaruh Zending dan Misi di Papua Barat pada masa Belanda; c. Pendidikan pada masa Belanda; d. kebijakan politik kolonial; e kesadaran para intelektual dan rakyat Papua membentuk negara Papua Barat pada tanggal 1 Desember 1969 dengan simbol-simbol negara, yaitu: Bendera: Bintang Kejora, Lagu Kebangsaan: Hai Tanahku Papua, Lambang Negara: Burung Mambruk, Motto Negara: ONE PEOPLE ONE SOUL. Kedua faktor ideologia masyarakat Papua yaitu adanya gerakan korgo seperti, Koreri di Biak, kargo di Mimika, Kasep di Nimboran, Simson di Sarmi, Gerakan Reni, gerakan Konor dan gerakan Nyowomos. Gerakan nasionalisme pada Jaman Belanda berakhir dengan dideklarasikannya negara Papua Barat pada 1 tanggal 1 Desember 1961.
2. Indonesia berhasil melakukan penghancuran terhadap negara Papua, namun perjuangnan melawan kolonialisasi Indonesia terus secara masif dilakukan karena didorong dasar perjuangan, yaitu: a. Dasar Hak; b. Dasar Budaya dan Identitas Kultural; c Perjuangan atas Dasar Latar Belakag Sejarah; d Dasar Perjanjian New York 15 Agustus 1962; e Perjuangan atas Dasar PEPERA 1969; f. Tanah Bagi Bangsa Papua adalah ”Mama”; g. Ketertindasan Bangsa Papua pada masa Indonesia yang melipituti: Perampasan dan eksploitasi terhadap tanah Papua Barat, pelanggaran HAM: pembunuhan dan pembantaian Bangsa Papua, serta keterjajahan sosial ekonomi, politik dan budaya Papua.
3. Adapun bentuk-bentuk ekspresi nasionalisme Papua menentang Indonesia, memperjuangkan pengakuan kemerdekaan Papua Barat yang terjadi tanggal 1 Desember 1961 yaitu tampak dalam berbagai gerakan dalam tahun 1964-1988 dengan cara, mengarakan perjuangan pada pendirian organisasi politik modern. Melakukan perjuangan tanpa kekerasan dengan pengibaran Bendera dan lintas batas mencari suaka maupun dengan cara perjuangan bersenjata.


1 komentar:

Anonim,  25 Februari 2009 pukul 22.00  

Haam,itu koka?

Arnod AP

Arnod AP
Spririt Of Cultural Papua: Aku ingin rohku tetap hidup di bumi Mambesak, Papua.

Followers

Tan Malaka

Tan Malaka
Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai para pahlawannya. Namun, betapa tragisnya negara Indonesia, belum mengakui Tan Malaka sebagai Pahlawan revolusi kemerdekaan. Sampai saat ini ia dilupakan meskipun jasanya sangat besar bagi revolusi kemerdekaan di negeri ini.

Kalmarx

Kalmarx
Das Kapital

  ©Template by Dicas Blogger.